KIAT MENEMBUS MEDIA MASSA
Nisa Nur Maulani
Jurnalistik merupakan sebuah dunia
yang banyak digandrungi untuk waktu sekarang ini. Bahkan ada segelintir orang menganggap
kegiatan jurnalistik, seperti mengirim artikel di media massa dapat menambah
pendapatan sekaligus sebagai penghasilan sampingan. Media yang digunakan untuk
mengaplikasikan kemampuan jurnalistik biasanya sebuah media massa yang
berbentuk cetak seperti koran, majalah, tabloid dan lain sebagainya. Dewasa ini
banyak orang berlomba-lomba mengirimkan hasil karyanya untuk dapat menembus
sebuah media massa cetak seperti koran. Tentu itu menjadi suatu usaha yang tak
mudah dilakukan. Dalam usahanya untuk dapat menembus dan meloloskan tulisannya
supaya dapat diplublikasikan oleh media massa cetak baik lokal maupun nasional,
seorang penulis harus mengerti dan memahami terlebih dahulu, tidak langsung
asal mengirimkan karyanya jika tak ingin tulisan yang dikirimnya sia-sia atau
bahkan tak dilirik oleh redaksi media massa tersebut.
Hal dasar yang harus dilakukan oleh
pengirim adalah memahami media massa cetak yang akan dimasukinya. Mengetahui
kriteria, gaya bahasa, serta kecenderungan dari media cetak tersebut. Akan
lebih baik jika sebelum menirimkan karya, pengirim membeli koran atau majalah terbitan
beberapa edisi terakhir agar dapat mengamati gaya bahasa yang biasa diterbitkan.
Disarankan bagi pengirim pemula, janganlah terlalu ‘muluk’ untuk dapat menembus
media nasional sedang media lokal saja masih dalam tahap berusaha. Ketika nanti
media lokal telah berada di genggaman tangan, barulah dianjurkan untuk mencoba
mengirim karya ke media nasional karena setidaknya pengirim sudah mempunyai ‘nama’
yang bisa dibilang suatu prestasi dan akan menjadi point tambahan di mata
redaksi media massa.
Untuk dapat memperbesar peluang di
pulbikasikannya suatu karya, sebaiknya mengirimkan tulisan sesuai dengan topik
yang sedang hangat dibicarakan di lingkuangan masyarakat. Meski telah banyak
orang yang berpendapat dan terfokus pada satu topik yang sama, namun ketika pengirim
dapat memberikan pendapat berdasarkan perspekktifnya sendiri yang tentunya
dengan sudut pandang yang berbeda dari yang lain, maka besar kemungkinan
tulisan tersebut dilirik tim redaksi untuk kemudian dipilih dan dipublikasikan
karena daya tariknya yang berbeda. Dalam hal ini, identitas diri dari pengirim
janganlah terlupakan. Minimal nama, nomor telepon, alamat e-mail, serta nomor
rekening karena ketika dipublikasikan, karya kita akan dihargai dengan
dikirimkannya nominal sebagai hasil keringat menulis karya. Hal yang tak kalah penting untuk
diperhatikan adalah bahasa yang digunakan, janganlah menggunakan bahasa yang alay
atau bahasa tutur yang terkesan begitu santai apabila penulis hendak
mengirim tulisan untuk rubrik bertajuk opini. Kolom opini hendaknya menggunakan
bahasa yang jelas, tegas, dan mudah dimengerti. Tidak menggunakan bahasa yang
bertele-tele serta tidak mengena kepada topik pembicaraan. Hal ini berbeda jika pengirim hendak mengisi kolom
cerpen yang berisi cerita fiksi, biasanya rubrik cerpen adalah rubrik yang
santai, banyak humor serta canda-tawa. Dalam hal ini pengirim tak harus
mencermati penulisan secara mendetail meski pilihan kata yang akan digunakan
harus tetap diutamakan.
Ketika semua usaha telah dilakukan
dan ternyata pada usaha pertama karya yang dikirimkan ditolak tim redaksi,
seorang pengirim tak layak untuk berputus asa. Seperti kata pepatah bahwa
kegagalan adalah awal dari kesuksesan. Minimal ketika penulis mengirimkan karya
secara terus menerus, tim redaksi mengenal nama pengirim, hingga kemudian
merasa tak asing didengarnya. Sedikit demi sedikit tim redaksi akan melirik
tulisan yang selalu dikirim tanpa mengenal putus asa yang kemudian dapat dimuat
dan dipublikasikan oleh media massa yang penulis inginkan.
Namun ketika semua usaha telah
dikerahkan dan memang keberuntungan belum berpihak, setidaknya seorang penulis
tetap harus bersemangat dan tak berputus asa karena karya yang baik bukan
ditujukan untuk dipamerkan dan dipulbikasikan terhadap orang banyak melainkan
sebagai kepuasan hati terhadap karya sendiri.